Jakarta, Ujian Tulis
Berbasis Komputer (UTBK) Gelombang I pendaftaran sudah ditutup tanggal 24 Maret 2019. UTBK
merupakan ujian wajib sebelum para peserta mengikuti Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Ketua Pelaksana Eksekutif LTMPT Budi Prasetyo Widyobroto mengatakan terdapat
698.317 peserta yang mendaftar UTBK gelombang I.
Budi menyatakan dari jumlah tersebut, 75,03 persen merupakan peserta reguler. Sedangkan 24,97 persennya merupakan peserta bidik misi.
Selain itu, 53,63 persen peserta memilih kelompok ujian saintek (sains dan teknologi), dan 46,37 persennya memilih soshum (sosial dan humaniora).
Budi menyatakan dari jumlah tersebut, 75,03 persen merupakan peserta reguler. Sedangkan 24,97 persennya merupakan peserta bidik misi.
Selain itu, 53,63 persen peserta memilih kelompok ujian saintek (sains dan teknologi), dan 46,37 persennya memilih soshum (sosial dan humaniora).
UTBK
pertama kali diterapkan secara utuh menyeluruh tahun 2019 ini. Dimana tidak ada lagi UTBC (Ujuian Tertulis Berbasis Cetak) seperti tahun 2018. Dan UTBK tahun 2019 ini dilakukan sebanyak 2 (dua) gelombang. Adapun tujuan adalah:
- Agar peserta terlebih dahulu mengetahui nilai mereka sebelum
mendaftar SBMPTN.
- Nilai UTBK merupakan syarat wajib bagi peserta yang ingin
mendaftar SBMPTN.
- Peserta dapat memilih nilai UTBK tertinggi untuk mendaftar masuk PTN melalui SBMPTN.
- Proses masuk PTN lebih kompetitif transfaran.
- Peserta dapat mengukur Program Studi (Prodi)dan PTN apa yang kompetitif dengan nilai UTBK yang didapat.
" Sepuluh hari setelah tes akan dikirim hasilnya [UTBK] ke yang bersangkutan. Tidak terbuka. Sehingga peserta sudah tahu 'saya punya nilai UTBK berapa kemudian kira-kira berani mau memilih perguruan tinggi mana, prodi apa'," ujar Budi.
- Peserta dapat memilih nilai UTBK tertinggi untuk mendaftar masuk PTN melalui SBMPTN.
- Proses masuk PTN lebih kompetitif transfaran.
- Peserta dapat mengukur Program Studi (Prodi)dan PTN apa yang kompetitif dengan nilai UTBK yang didapat.
" Sepuluh hari setelah tes akan dikirim hasilnya [UTBK] ke yang bersangkutan. Tidak terbuka. Sehingga peserta sudah tahu 'saya punya nilai UTBK berapa kemudian kira-kira berani mau memilih perguruan tinggi mana, prodi apa'," ujar Budi.
Budi menjelaskan penerapan syarat baru tahun ini merupakan hasil dari upaya
perbaikan seleksi masuk perguruan tinggi. Menurut dia, dengan tes berbasis
komputer, prosedur pendaftaran dan tes itu sendiri menjadi lebih mudah dan bisa
mengikuti kesesuaian para peserta.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya di mana SBMPTN hanya diadakan sekali di seluruh Indonesia, kali ini UTBK diadakan 20 sesi sehingga peserta:
- Bisa memilih waktu dan tempat ujian sesuai dengan yang
diinginkan.
- Bebas dan lebih fleksibel memilih lokasinya mana untuk mengikuti
UTBK
- Total seluruh Indonesia ada 73 pusat UTBK.
- Banyak pilihan tanggal dan sesi pelaksanaan UTBK-nya.