Jakarta - Menteri Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Meristekdikti) M Nasir mengumumkan sebanyak
92.331 dari 478.608 peserta SNMPTN
2019 dinyatakan
lolos seleksi.
"Dari pendaftar 478.608 di 2019, sekarang kita lihat yang diterima 92.331 dan dengan persentase 19,29 persen. Dibandingkan 2018, jumlah yang diterima ada peningkatan," kata M Nasir di Gedung D Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2019).
"Dari pendaftar 478.608 di 2019, sekarang kita lihat yang diterima 92.331 dan dengan persentase 19,29 persen. Dibandingkan 2018, jumlah yang diterima ada peningkatan," kata M Nasir di Gedung D Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2019).
Nasir
menjelaskan tahun ini ada 18.206 sekolah yang siswanya mengikuti SNMPTN 2019. Untuk peserta 478.608 siswa,
yang terdiri:
- - 40
persen berasal dari sekolah dengan akreditasi A,
- - 25
persen berasal dari sekolah dengan akreditasi B dan
- - 5
persen dari sekolah yang akreditasinya C atau belum terakreditasi.
"Jumlah peserta SNMPTN tahun ini turun, dari 2018 sebanyak 586.655 peserta dan sekarang 478.608 peserta. Ada dua hal yang perlu kita lihat, pertama syarat mendaftar di SNMPTN itu akreditasinya kita batasi. Ini mungkin menyebabkan turunnya jumlah peserta," ujar M Nasir.
M Nasir kemudian menuturkan pihaknya juga memberlakukan sistem kunci bagi calon mahasiswa yang telah diterima di PTN melalui jalur SNMPTN agar tak mendaftar di SMBPTN. Karena menurut pengalamannya, calon mahasiswa kembali mendaftar jalur SMBPTN membuat adanya kursi kosong apda kuota SNMPTN.
"Kedua, yang perlu kita kunci kembali banyak. Yang daftar di SNMPTIN kemudian diterima, setelah diterima dia mendaftar di SMBPTN, akhirnya kursinya kosong. Akhirnya kami kunci yang sudah diterima di SNMTPN, tidak bisa mendaftar SMBPTN," sambung M Nasir.
No comments:
Post a Comment